Kita sering mendengar kata-kata ini. Jangan makan babi, gunakan tanah
jika terkena liur anjing, minum harus duduk, berhenti makan sebelum
kenyang, jangan meniup-niup makanan, muka orang yang berwudhu bercahaya,
lamakan sujud ketika salat.
Mungkin juga kita pernah
mendengarnya di suatu tempat, lalu apakah Anda mengetahui alasannya?
Berikut ini beberapa alasan secara dalil dan ilmiahnya yang coba saya
rangkum kehadapan anda semuanya.
1. Dilarang makan babi
Allah SWT berfirman, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih atas (nama) Allah…”. (QS Al Maidah: 3).
Secara
ilmiah, dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telur
cacing dalam daging babi tidak mati dimasak walaupun dengan suhu normal.
Hal ini bisa menyebabkan penyakit Taenia Solium, yang dalam terminologi
manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang.
Berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai
hampir semua organ tubuh.
2. Gunakan tanah jika terkena liur anjing
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah”.
Ternyata hal ini sudah diberitahukan kepada kita semua sejak 1400 tahun
yang lalu. Ilmuwan membuktikan jika virus anjing itu sangat lembut dan
kecil.
Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran
mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding
sebuah wadah. Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair.
Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut
virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah.
3. Minum harus duduk
Dari Anas ra dari Nabi SAW, “Bahwa
ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri”. Qatadah berkata,
“Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal
itu lebih buruk
.”
Secara medis, ternyata
dalam tubuh manusia terdapat penyaring SPRINGER, saringan tersebut dapat
terbuka ketika kita duduk dan terbuka ketika kita berdiri. Air yang
kita minum belum 100% steril untuk diolah oleh tubuh. Bila kita minum
sambil berdiri air tidak tersaring oleh SPRINGER karena tertutup. Air
yang tidak tersaring oleh SPRINGER langsung masuk ke kantung kemih, dan
dapat menyebabkan penyakit KRISTAL GINJAL.
4. Berhenti makan sebelum kenyang
Sabda Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. “Dan
hendaklah anak cucu Adam tidak memenuhi perutnya dengan kejelekan, maka
jika tidak mampu untuk berbuat maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk
minuman dan 1/3 untuk napas.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim)
Secara
ilmiah makan, minum dan oksigen merupakan prasarat memperoleh
keseimbangan biologis untuk menjaga vitalitas dan sinergi tubuh, maka
makanan adalah keharusan agar tersedot oleh sel-sel tubuh untuk
dilakukan proses asimilasi (merubah komposisi makanan yang menyatu
kepada komposisi makanan yang terpecah-pecah). Agar proses asimilasi ini
berjalan optimal dibutuhkan air, dan udara.
5. Jangan meniup-niup makanan
“Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”.
(HR At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). “Terdapat riwayat yang
sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh
dinikmati sehingga asap panasnya hilang”.
Secara ilmiahnya
seperti ini. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan
adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap
air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan
karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang
bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Dimana
makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan
dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan
mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan
suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya
sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan
istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna
jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual
dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah
dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
6. Muka orang yang berwudhu bercahaya
Diriwayatkan oleh Imam Muslim “...Begitulah mereka saudaraku itu, kelak mereka datang dalam keadaan bercahaya wajahnya dan putih pada daerah bekas-bekas wudhunya
.”
Secara
ilmiah, seorang penulis dari jepang dr. Masaru Emoto yang meneliti air
dan membuat buku “the true power of water” mengatakan jika air diberikan
kata-kata yang baik atau positif akan membentuk kristal yang indah
(apalagi jika kita beri doa atau kalimat Allah, pastinya kristalnya
lebih indah dong) air wudhu yang dibacakan basmallah itu pastinya
memiliki kristal air yang berbentuk indah, sehingga wajah orang yang
sering terkena air wudhu menjadi bercahaya.
7. Lamakan sujud ketika salat
“Jarak terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah saat si hamba sedang sujud. Maka, perbanyaklah doa saat sujud.” (HR Muslim, dari sahabat Abu Hurairah).
Dr
Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience) dari St. Edward’s
University, sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah Irlandia
ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya
sesekali saja dimasuki darah.
Bila tidak dimasuki darah
sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia.
Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke
syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud di dalam shalat
umat Islam.
Hal itu diperkuat lagi oleh pernyataan Prof
Hembing, yang berpendapat bahwa jantung, hanya mampu memasok 20% darah
ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah ke otak, maka manusia
membutuhkan rutinitas sujud.
Subhanallah. Setiap perintah dan larangan Rasul SAW pasti bermanfaat bagi umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar