Bismillah… Ada masa dimana seseorang terjatuh dalam
keterpurukan. Hati seperti membusuk, rusak, kosong dan tak berpenghuni.
Tahukah kau apa yang sebenarnya terjadi? Hatinya sedang tak tertulis
nama-Nya. Allah dengan segala keindahan-Nya adalah penerang bagi
jiwa-jiwa yang resah, penghangat bagi hati yang terasa beku dan selalu
saja memberikan setumpuk harap bagi mereka yang keyakinannya menipis.
Hati, dalam sebuah pesan Rasulullah SAW, adalah Raja bagi tubuh kita.
Ketika ia baik, maka baiklah yang lainnya. Untuk itu, sederhana saja
kita menilai sebuah karakter. Ketika hatinya baik, maka perilakunya akan
baik, akhlaqnya akan mulia, lisannya adalah kemuliaan dan langkahnya
selalu menuju perbaikan. Begitulah hati memimpin. Bagi mereka yang
memiliki hati sejernih embun pagi, akan menghasilkan karya akhirat yang
akan mengalirkan energi kehidupan bagi peradaban.
Keterpurukan
hati selalu beriringan dengan kedekatan kita kepada Allah. Ketika
amal-amalan pailit di tiap harinya, yang semula 1 juz per hari, kemudian
berkurang menjadi 2 lembar per hari, maka di sanalah tanda-tanda
keterpurukan hatimu akan dimulai. Amalan dan bersihnya hati adalah dua
hal yang tak terpisahkan. Engkau memiliki hati sebagai tempat niat untuk
memulai segala aktivitasmu, maka amal adalah bentuk dari semua
kerja-kerjamu. Baiknya hatimu, baik pula amalmu.
Keistiqamahan
adalah jembatan untuk menghubungkannya. Hatimu selalu berusaha untuk
berorientasi kepada-Nya lewat amal-amalmu. Jika istiqamah itu menjadi
pakaian keseharianmu, maka amal akan selalu beriringan bersama jernihnya
hati. Orang yang Istiqamah menjaga amalnya, akan menjaga kualitas
ruhnya (jiwanya). Kualitas jiwa yang terjaga selalu akan memenangkan
kebeningan akhlaq dibanding nafsu. Merekalah orang-orang beruntung yang
telah dianugerahi kelapangan dalam jiwa, kebersihan dalam hati dan
kelurusan dalam akhlaq. Semua dimensi ini adalah jalan sederhana untuk
menuju kebahagiaan. Engkau akan selalu meletakkan hati yang lurus
kepada-Nya, kemudian melanjutkan amalmu penuh keistiqamahan hingga
jiwamu akan kau menangkan dan nafsumu akan tersingkir dari setiap
aktivitasmu.
Membangkitkan hati agar kembali kepada-Nya bukanlah
perkara mudah. Menyembuhkan luka tentu membutuhkan proses juga usaha.
Maka Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk jangan pernah berputus
asa dari rahmat-Nya. Seperti sebuah lirik nasyid sederhana,
“Tuhan.. Dosaku menggunung tinggi.. namun Rahmat-Mu melangit luas…”
Begitulah…
Rahmat Allah selalu saja hadir bagi mereka yang lengah terhadap-Nya.
Ampunan-Nya selalu saja tak pernah absen ditiap harinya, selagi kau
meminta-Nya, selagi kau mengharapnya.
Setidaknya kita semua pernah
belajar bagaimana bangkit dari keterpurukan. Selagi engkau merasa
sulit, jangan sampai hatimu tak terpaut kepada-Nya. Yang kau dapatkan
hanyalah kekosongan jika Allah tak bersamamu. Maka rengkuhlah cinta
dalam dekapan-Nya, sambutlah damai yang akan selalu menjadi temanmu..
Selagi engkau merasa, bahwa Allah adalah sebaik-baik penolongmu.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/08/10387/ketika-terpuruk/#ixzz1s0ryvta9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar