♥Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman maka cintailah se-seorang hanya karena Alloh semata ” (HR Muslim)♥
♥Sesungguhnyha Alloh ta'ala berfirman pada hari kiamat: 'Dimana.. orang
yang saling mencintai karena Keagungan-Ku, hari ini Aku akan menaungi
mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku ” (HR muslim)♥
Mengungkapkan cinta? Wuih... buat sebagian orang, mungkin itu hal yang
biasa, bahkan teramat biasa. Sana-sini tebar pesona, bagai Ramli si Raja
Chatting atau Arjuna si Pencari Cinta. Emang, dahsyatnya ungkapan cinta
kepada seseorang, jangankan ke gurun atau ke kutub, luasnya laut siapa
takut. Setia menemani sang kekasih dalam samudra cinta, walaupun rakit
hanya terbuat dari gedebong pisang yang diikat daun ilalang. Kayuhan
tangan pecinta berlayarkan secarik hati yang telah menyatu, yakin
menggapai cinta-Nya hingga ujung waktu.
Cinta... selalu
mengharu-biru perasaan manusia. Cinta kadang tersaji dalam hidangan
alunan nada menye-menye melankolik, namun cinta juga bagaikan mutiara
yang dapat menjanjikan keamanan, ketentraman dan kedamaian. Duahsyaat
nian!!! Karena itu, Syaikh Yusuf Al-Qardhawiy pun pernah menganalogikan
cinta ibarat quwwah maghnathisiyyah (kekuatan gaya grafitasi), apabila
kekuatan gaya grafitasi dapat menahan bumi dan bintang-bintang dari
saling bertumbukan, maka cintalah yang menjadi kekuatan penahan dari
terjadinya benturan antar manusia yang menyebabkan terjadinya
kehancuran.
Menunjukkan cinta kita kepada yang dicintai,
sangatlah dianjurkan dalam Islam. Dalam suatu riwayat, Rasulullah
Sallallaahu Alayhi Wasallam mengajarkan kepada kita untuk menunjukkan
cinta secara zahir. Suatu ketika Abdullah bin Sarjas radhiyallahu'anhu
berkata kepada beliau, "Aku mencintai Abu Dzar." Tanya Rasulullah
Sallallaahu Alayhi Wasallam, "Apa sudah kau kabarkan kepadanya?"
"Belum," lalu Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam memerintahkan agar
ia memberitahukan kecintaannya itu kepada Abu Dzar. "Wahai Abu Dzar, aku
mencintaimu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala," ucap Abdullah. "Semoga
Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintaimu, yang engkau cintai aku
karena-Nya," balas Abu Dzar.
Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam
lalu bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberi
pahala bagi siapa yang mengatakan perkataan itu."
Subhanallah... begitu besar imbalan yang diberikan Allah Subhanahu wa
Ta'ala kepada seseorang yang selalu menunjukkan cinta kepada saudaranya.
Apalagi dengan membiasakan mendoakan saudaranya dari jauh, mengucapkan
salam, berjabat tangan bila berjumpa, saling memberi hadiah, menziarahi
bahkan dengan hanya seulas senyum termanis yang dimilikinya.
Kalo gitu sah-sah aja dong, mengatakan "Aku cinta padamu duhai ukhti,"
kepada akhwat atau sebaliknya, 'Akhi, aku mencintaimu," idih... ini sih
emang maunya! Gedubrak!!! Sah-sah aja sih, namun menurut Ustadz Bukhori
Yusuf Lc, MA bisakah hati ini tulus menyatakan cinta itu hanya
semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala? Menurut beliau lagi,
seluruh sisi wanita adalah daya tarik bagi laki-laki, wuih...., karena
itu dalam pandangan syar'i hal ini dapat menjadi suatu problema, dan
belum pernah ditemukan dalam khazanah Salafus Shalih radhiallahuanhum.
Wilayah sensitif banget nih, amannya sih emang gak perlu dinyatakan
kecuali kalo udah suami istri, ehm...
Cinta sejati emang
hanyalah pantas ditunjukkan pada Sang Pemilik Cinta, hinggalah jiwa-jiwa
ini bersinar dengan cahaya iman yang mengaliri denyut nadi dan butiran
darah untuk mematuhi gerak titah-Nya. Merekalah yang dengan cinta-Nya
akan memancarkan nuruhum yas'a baina aidihim wa bi aimanihim (cahaya
yang memancar di depan dan kanan mereka) hingga tercipta keindahan
akhlak adzilatin 'alal mukminina a'izatin 'alal kafirin (lemah lembut
kepada orang mu'min dan bersikap keras terhadap orang kafir).
Ya akhi wa ukhti fillah,
Tunjukkan selalu cintamu pada saudaramu, berikan senyum terindah, jabat
erat tangannya, peluk dengan penuh cinta bagaikan cintanya seorang
ibunda kepada ananda serta katakan, "Inniy uhibbuka fillahi ta'ala, aku
mencintaimu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala," dan balas cinta saudaramu
dengan senyum bahagia, jabatan tangan yang tak kalah erat, raih
pelukannya seraya mengatakan, "Uhibbukal ladzi ahbabtani lahuu, aku
mencintaimu sebagaimana engkau mencintaiku karena-Nya."
*Segarnya tetesan embun pagi / Biaskan indahnya sinar mentari
Angin yang semilir sejukkan hari / Gambarkan kuasa Illahi
Kuikuti jalannya hari / Kini kucoba tuk fahami dunia
Betapa mempesonanya alam / Terkuak misteri kehidupan
Andai semua seindah bintang / Menepis kegelapan
Menabur kasih antara kita / Terbingkai keihklasan
Warnai persaudaraan Islam
Bila malam telah menjelang / Kupandangi bintang kian benderang
Kurangkai sebait doa pada-Mu
Tunjukilah kami, luruskanlah kami dalam mengarungi kehidupan
(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Nuansa Kehidupan-Nuansa)
Wallahua'lam bi showab.
Abu Aufa
(Inniy uhibbuka fillahi ta'ala, ikhwah fillah)
http://www.facebook.com/mentariSyifazillahRIzky
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥ —
Tidak ada komentar:
Posting Komentar